Minggu, 08 Maret 2009

Perlu ada perjenjangan perngkaderan yang jelas dalam system perekrutan Calon Pimpinan di Pemuda Muhammadiyah

. Minggu, 08 Maret 2009

Berkaca dari kejadian Musyda tahun 2007 yang lalu (saat terpilihnya sdr. Dima Akhyar menjadi ketua PD. PM Jember), ada beberapa hal yang sebenarnya jika kita teliti lebih jauh, sesuatu yang begitu memprihatinkan mengenai sosok calon Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kab. Jember.

Kami tidak akan mencontohkan orang lain (namun semoga bisa dijadikan parameter terhadap kualitas kader yang lainnya), seorang Abdul Khamil misalnya pada saat pemilihan Formatur berada pada posisi no. 2, padahal sebagai calon Pimpinan Daerah dan pada ortom Pemuda Muhammadiyah (yang merupakan lapis kader satu strip dibawah Muhammadiyah), sosok Abdul Khamil secara kualitas keagamaannya kurang mumpuni untuk memperoleh peringkat demikian tinggi dalam permusyawaratan ---atau lebih tepat pemilihan ala demokrasi barat.
Kenapa??? Ternyata factor utama kenapa seseorang menjadi popular dan menarik perhatian para musyawirin untuk memberikan dukungannya “hanyalah” karena kedekatan saja, karena mungkin saja beberapa minggu sebelumnya kader tersebut melakukan pendekatan-pedekatan, atau bahkan (semoga tidak pernah terjadi) melakukan cara-cara yang kurang Islami dalam menggalang dukungan. Dengan sedikit “sentuhan” saja cabang-cabang seakan-akan seperti orang yang kehilangan nuraninya untuk menyampaikan kebenaran.
Demikian burukkah kondisi kader Muhammadiyah saat ini??? Atau mungkin saja karena kurangnya informasi yang diperoleh para musyawirin berkaitan dengan track record seorang calon Pimpinan, sehingga dalam menentukan pilihan mereka hanya memperhatikan seberapa banyak calon melakukan kunjungan, seberapa sering calon memperhatikan cabang-cabang dan bahkan mungkin seberapa mampu calon “membantu” cabang-cabang. Kompetisi mirip kampanye para caleg yang bernafsu memburu kekuasaan untuk mempertahankan kursi jabatannya, ngomong-ngomong kampanye nih, kita juga dukung Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009.
Segala bentuk cara dan trik yang dilakukan mungkin cukup etis pada tataran politik praktis, namun menjadi kurang beradab jika dilakukan pada organisasi kemasyarakat seperti Pemuda Muhammadiyah, yang dikawatirkan adalah selain hasil pemilihan bukanlah figure yang memilki kemampuan “dakwah” yang mumpuni, budaya politik-politikan ini akan mendarah daging yang seakan-akan menjadi bagian dari tradisi dalam organisasi, masyaAllah.
Oleh karena itu menjadi tugas kita semua, Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah khususnya, dan special khusus pada bidang kader adalah membuat parameter yang sangat mudah dilihat dan dinilai untuk menunjukkan kualitas “dakwah” seorang calon Pimpinan.
Beberapa hal yang coba kami perlunya parameter-parameter terukur dalam menentukan kualitas diri seorang kader, diantaranya :

  1. Kemampuan dasar Ke-Islaman
    Bagaimana perilaku seorang kader dalam menjalan syariat/ kewajibannya sebagai orang muslim??? Sholah wajibnya bagaimana? Amalan sunnahnya bagaimana? Bagaimana kualitas bacaan Al-Qur’annya, hafalan Al-Qurannya, bahkan jika memungkinkan apakah sudah menguasai bahasa Arab sebagai bahasa pengantar mempelajari kitab-kitab klasik ke-Islaman. Nampaknya sangat sepele bahkan dianggap oleh beberapa orang terlalu berlebihan jika dijadikan syarat untuk menjadi pimpinan, namun akan menjadi aneh dan sangat mustahal jika seorang ketua (katakanlah khusus ketua PD. PM) ternyata sholat wajibnya masih bolong-bolong, ngajinya amburadul, apalagi hafalan Al-Qurannya hanya Qulhu-Qulhu, tentu sangat-sangat memalukan bagi kader-kader dibawahnya.
    Bagaimana bisa memimpin organisasi dakwah, jika mendakwahi dirinya sendiri saja tidak mampu?????
  2. Kemampuan umum mengenai dunia Islam
    Pengetahuan umum mengenai dunia Islam, seperti gerakan-gerakan organisasi dakwah Islam lainnya, sedikit atau banyak hendaknya juga mengetahui, karena sebagai rekan dalam berdakwah, masing-masing organisasi dakwah itu memiliki metode dan cara yang berbeda-beda yang merupakan cirri khas dari gerakan dakwahnya, hal ini diperlukan untuk menjaga spirit dan kepercayaan diri kader-kader dalam berdakwah bersama Pemuda Muhammadiyah dan Persyarikatan Muhammadiyah secara keseluruhan.
  3. Kemampuan “Dakwah”
    Akan menjadi aneh suatu ketika ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah ternyata tidak bisa dan tidak pernah menjadi khotib Jum’at, masalah sepele mungkin namun diakui atau tidak akan sangat memalukan jika seorang ketua Pemuda Muhammadiyah (Tingkat Daerah), ternyata tidak bisa saat diperlukan untuk tampil menjadi Khotib, sekali lagi yang perlu diingat bahwa organisasi ini adalah organisasi dakwah bung!!! Bukan organisasi politik, sehingga “simbol-simbol” dan “bekal” dakwah lainnya menjadi mutlak untuk dipenuhi.
  4. Track Record Kaderisasinya
    Dalam Persyarikatan Muhammadiyah tidak pernah dikenal ada kader “instan”, jika terjadi berarti sudah banyak factor yang perlu segera diperbaiki, karena ini menunjukkan sebenarnya berbagai macam mesin kaderisasi dan dakwah sudah tidak berjalan sebagaimana mestinya. Untuk menjaga konsistensi gerakan persyarikatan, calon Pimpinan harus mempunyai track record yang jelas kaderisasinya, baik formal maupun informal.
  5. Hal-hal lainnya yang dirasa diperlukan, yang jelas dan pasti syarat diatas kita harapkan sebisa-bisanya dapat dipenuhi oleh sosok calon pimpinan bahkan para Pimpinan ditingkat Daerah keatas, bahkan jika memungkinkan ditingakt cabang, ranting, syukur-syukur dalam diri setiap kader sudah dapat memiliki kualitas yang hampir sama, hal ini akan semakin memudahkan kita untuk mencari pilihan yang terbaik diantara yang paling baik, bukannya memilih yang baik diantara yang ada atau yang buruk tentu sangat-sangat memperhatikan.

Oleh karena itu sebelum pergantian kepengurusan segera belangsung, maka sebaiknya sejak sekarang, mulai dari hal yang terkecil dan dari diri kita sendiri dimanakah kekurangan yang sedang kita miliki untuk secepatnya kita kejar ketertinggalan itu dengan peningkatan-peningkatan kualitas diri, Ingat Ummat Telah Menuntut Bukti!!! Problema pada ummat ini sudah sangat memprihatikan dan sangat kompleks, janganlah kita (khususnya sebagai pimpinan disetiap jenjang) malah menjadi bagian dari masalah yang ada, karena perilaku yang kurang bisa amanah, tepat waktu, konsisten, menuntut untuk dilayani, karena pada dasarnya juru dakwah, aktivis dakwah adalah penyambung para ulama yang merupakan pewaris para nabi, sedangkan Nabi dan Rasul merupakan Utusan/ Pesuruh ALLAH SWT.
Tetaplah Istiqomah, terus temukan kekurangan diri terus tingkatkan potensi diri, pastikan tidak ada lagi pengurus yang harus mengurusi pengurus, pastikan jika menjadi bagian dari solusi terhadap persoalan ummat, bukan bagian dari masalah. Fastabiqul Khairot!!!
ak

8 komentar:

FASTABIQULKHAIROT mengatakan...

:-/

FASTABIQULKHAIROT mengatakan...

Assalamu'alaikum wr wb
Perbincangan ttg kader memang penting. Mengutip Prof.DR.Mukti Ali, mantan Menag dalam Rakerpim MPKSDI PP Muh. "Baik buruknya organisasi Muhammadiyah pada masa yg akan datang tergantung dr baik buruknya pendidikan kader yg sekarang ini dilakukan. Jika pendidikan kadernya baik, maka muhammadiyah masa datang akan baik dan begitu pula sebaliknya". Dalam konteks ini jika kita prihatin akan kondisi kader Muhammadiyah khususnya AMM jember yg dipandang masih jauh dari 'standar' kompetensi kader gerakan dakwah, tentu merupakan tantangan kita bersama khususnya
bidang yg terkait. Wassalam.

Abdulkhamil mengatakan...

betul-betul kang, katanya kang Fahri juga mengatakan bahwa kaderisasi dalam organisasi bagaikan kayu bakar pada api unggun, jika ingin api unggun menyala lebih besar maka perlu diberiakan kayu baka-kayu bakar baru yang lebih banyak

dunia akhirat mengatakan...

Assalamu'alaikum
"Bila kita melakukan sesuatu secara berulang dan hasil yg diperoleh tetap/hampir sama, maka ketahuilah bahwa ada yg perlu dievaluasi dalam pekerjaan tersebut". Terkait dg kondisi kader yg msh memprihatinkan sementara kegiatan perkaderan juga sdh dilakukan berulang-ulang, maka tidakkah sebaiknya kita mengkaji kembali apa yg telah kita lakukan dalam keseluruhan proses pengkaderan ?? Wassalam.

Telaga Muhammadiyah mengatakan...

Sebagai Refleksi : " Jika telah diketahui dan diputuskan bahwa PDPM Jember 1 tahun lagi harus sdh Musyda dan sebagian besar pengurus yg ada skrg tak memenuhi persyaratan usia untuk tetap bertahan, maka apa yg kiranya akan kita lakukan agar roda organisasi dimasa depan tetap bisa berjalan ??". Terbayangkah dalam benak siapa yg akan menggantikan ? Berapa lama anda berpikir dan mengingat orang-orang yg bisa menggantikan tersebut ? ...

Abdulkhamil mengatakan...

Oke, yang penting sekarang adalah langkah pertama untuk melakukan actions. No NATO (No Actions Talk Only) 8-}

Anonim mengatakan...

Mulai dari yang KECIL, mulai dari DIRI SENDIRI, Lakukan SEKARANG!!!

sun mengatakan...

kaderisasi penting sekali.tpi perlu tindak lanjut yg berkelanjutan,agar tdk sia2.

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 

MEREKA YANG PALING PEDULI

ARTIKEL PALING DIMINATI

Created by : Aa' Mil
Kirimiklan.com - Kami Promosikan Web Anda !
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Created by K3Lcreative