TOPIK : AKSI JIHAD IMAM SAMUDERA DALAM PERSPEKTIF
FORMAT : BEDAH BUKU ON LINE “AKU MELAWAN TERORIS”
SINOPSIS
Mengenal Pribadi Imam Samudera
Abdul Aziz adalah nama aslinya, lahir di serang pada tanggal 14 Januari 1971. Berlatar belakang keluarga yang taat beragama. Dari garis ibu ia termasuk cicit ke 3 dari Kyai Wasid seorang ulama mujahid, yang karena jasa besarnya pada masyarakat Banten dalam melawan penjajah Belanda kemudian patungnya dimonumenkan di tengah kota Serang, ibukota Propinsi Banten.
Riwayat sekolahnya cukup mengesankan. Sejak awal sekolah, ia tak hanya mendapat pelajaran disekolah umum yakni Sekolah Dasar Negeri akan tetapi selepas pulang, yakni pada sore harinya ia juga belajar di madrasah ibtidaiyah. Pada malam harinya setelah maghrib dan Isya`, ia mengikuti pula pengajian Al Qur`an secara khusus, mulai dari `turutan Juz `Amma yang menggunakan metode Baghdad (Qoidah Al Baghdadiyyah) sampai khatam Al Qur`an. Di madrasah inilah menurutnya ia mulai menyukai pelajaran bahasa Arab dan hadits. Adapun prestasi akademiknya bisa dinilai dengan keberhasilannya meraih nilai EBAS (Evaluasi Belajar Akhir Sekolah) terbaik kedua se Kabupaten Serang. Belum lagi prestasi diluar akademik, diantaranya memenangkan lomba pidato terbaik seKabupaten, dll. Prestasi tersebut berlanjut saat ia melanjutkan sekolahnya di SMP Negeri Serang.
Sebagaimana remaja masa itu, ia juga bergaul bebas dengan kawan-kawannya, begitu pula dengan aktifitas hariannya. Tak jauh berbeda dengan yang lainnya. Perubahan dalam dirinya dimulai ketika saat libur sekolah selama dua pekan. Saat itu bertepatan dengan bulan Ramadhan. Beberapa organisasi Islam yakni Persis dan Muhammadiyah bergabung mengadakan Pesantren Ramadhan. Dalam acara tersebut itulah ia mulai mengerti apa itu bid`ah, apa itu sunnah, apa itu syirik, apa itu Islam. Begitu pula berkenaan dengan berbagai masalah pergaulan utamanya kepada lain jenis.
“Uraian para ustadz dalam kegiatan pesantren ramadhan itu membuatku benar-benar kaget, sedih,dan sejuta perasaan lain. Kurasa, itulah konflik batin pertama yang kualami “, demikian Imam Samudera menuturkan. “Bagiku, Pekan Ramadhan saat itu benar-benar penuh hidayah dan rahmat. Itulah starting point yang membuatku mengerti betapa indahnya Islam, betapa hebatnya Islam dan betapa sempurnanya Islam” demikian ia melanjutkan lagi penuturannya. Maka pada hari-hari berikutnya tampak bahwa ia telah berubah. Berubah menjadi lebih menjaga diri dalam banyak hal yang dianggapnya tak sesuai dengan syari`at.
Lulus dari SMP Imam memilih untuk masuk ke MAN. Di masa inilah ia kerap menyaksikan melalui berbagai media polah tingkah kejam dan bengis dari para tentara Israel dan sekutunya pada rakyat Palestina. Begitupula dengan aksi tentara sekutu pada negara Afganistan. Rasa geram dan gundahnya menyulut dirinya untuk segera bisa lulus sekolah dengan niatan agar segera bisa membantu saudara-saudaranya yang tengah didera nestapa.
Harapannya tersebut bersambut ketika pada suatu acara yang diadakan oleh Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, ia bertemu dengan seorang yang disebutnya bernama Abu Jibril. Saat itu ia ditawari untuk ikut ke Afghanistan yang kebetulan via Abu Jibril tengah menyiapkan serombongan orang untuk diberangkatkan kesana hanya dengan biaya 300 ribu rupiah. Maka berawal dari sinilah sosok Abdul Aziz berproses menjadi seorang Imam Samudera yang `fenomenal`.
FAHAM KEAGAMAAN IMAM SAMUDERA
Pada saat sebagian kalangan menuding Imam Samudera sebagai seorang pengikut aliran sesat, ia menjelaskan paham keagamaannya sebagai berikut : “ Al Qur’an dan sunnah as sahihah adalah kebenaran mutlak (absolut). Seluruh kaum muslimin memahami hal ini. Persoalannya adalah, dunia peradaban semakin berkembang, populasi manusia semakin banyak, tipu daya setan semakin canggih, generasi demi generasi telah berganti. Keinginan kembali pada Al Qur’an dan As sunnah akhirnya menuntut adanya interpretasi atau penafsiran. Dalam membaca Al Qur`an, seribu kepala bisa memunculkan lebih dari satu bentuk penafsiran. Salah tafsir dalam hal yang bersifat furu’ (cabang) barangkali bisa ditolerir, tapi dalam hal-hal yang bersifat ushul (pokok) tentu hal itu dapat merusak aqidah. Tidak jarang berujung pada batalnya keislaman seseorang.
Pada era sekarang, tak satupun orang berhak mengklaim bahwa penafsirannya terhadap Al Qur`an dan Sunnah paling benar. Demikian juga pada beberapa generasi (qurun) sebelum kita. Mereka yang penafsirannya benar dan paling benar adalah mereka yang telah mendapatkan jaminan dari Allah dan Rasul-Nya. Mereka adlah orang-orang yang Allah ridha pada mereka dan mereka ridha terhadap Allah. Mereka adalah orang-orang yang telah Allah jamin masuk surga.
Siapakah mereka ? “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) diantara orang-orang Muhajirin dan Anshar, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah. Dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai didalamnya”. Mereka kekal didalamnya selama-lamanya.
Mereka adalah generasi sahabat Nabi – radhiyallahu `anhum – dan generasi tabi`in. Dalam ayat diatas Alllah menjamin kebaikan mereka, bahkan memastikan jaminan surga bagi mereka. Melalui Rasulullah SAW, kepada merekalah ayat-ayat Al`Qur`an diturunkan. Merekalah generasi yang menyaksikan turunnya ayat demi ayat untuk selanjutnya mereka mengamalkannya dalam seluruh aspek kehidupan.
Merekalah generasi yang paling mengerti tentang tafsir seluruh ayat Al’Qur’an, karena mereka langsung bertanya kepada rasulullah dalam segala urusan, sementara Rasulullah langsung dibimbing oleh Allah. Mereka jugalah yang menuliskan ayat-ayat Al’qur`an diatas daun lontar, pelepah korma dan lain-lain, sampai kemudian dibukukan oleh khalifah Utsman bin Affan dalam bentuk mushaf Utsmani. Sehingga kini kita tinggal membaca, memahami, menghayati dan mengamalkannya. Tak ada yang kurang sedikitpun meski hanya satu huruf.
Ayat diatas merupakan bukti pengakuan Allah terhadap kebenaran sahabat dan tabi’in. Kemudian Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi berikutnya kemudian generasi berikutnya (Bukhari-Muslim).
Dalam hadits itu Rasulullah menjamin kebaikan kurun generasi pertama Islam. Satu qurun berarti satu abad. Satu abad berarti 100 tahun. Dengan demikian, tiga qurun berarti sekitar tiga abad. Pada tiga abad pertama itulah, kehidupan bermula dari era Rasulullah, kemudian tabi`in dan tabi`ut tabi`in
Dalam kesempatan lain Rasulullah bersabda, “Wajib kalian (umat Islam) mengikuti sunnahku dan sunnah khulafaur-rasyidin yang mendapatkan petunjuk (khalifah Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali)”. (HR.Al-Bukhari).
Dalam tiap-tiap kurun terdapat ulama. Ulama terkemuka di kurun sahabat, adalah Ibnu Abbas dan ibnu Mas’ud. Di zaman tabi`in ada Imam Qotadah, Imam Mujahid, Imam Muqatil. Imam empat madzhab (Syafi’i, Hambali, Maliki, Hanafi) masih termasuk dalam tiga abad pertama hijriyah, sehingga penafsiran-penafsiran dan pemahaman mereka bisa dianggap bersih, selamat dan benar.
Jaminan dan pengakuan serupa tidak Allah berikan kepada generasi setelah tiga kurun pertama hijriyah, yakni mereka yang hidup mulai awal abad empat hijriyah dan seterusnya. Penafsiran dan pemahaman mereka tentang Al-Qur`an tidak dijamin kebenarannya. Dalam hal-hal tertentu, bisa saja ulama tertentu yang hidup setelah tiga abad pertama hijriyah memiliki penafsiran yang sama dengan ulama atau generasi tiga abad pertama hijriyah. Tetapi kesamaan itu belum berarti jaminan.
Manusia terdidik, saat akan menggunakan suatu produk, tentu akan memilih produk yang telah disahkan oleh Quality control dan memiliki semacam “garansi” atas barang yang dibelinya. Dalam kehidupan biasa, sebut misalnya dunia kedokteran, bisa jadi mahasiswa yang drop out memiliki kemampuan dan pengalaman yang lebih dari mahasiswa fakultas kedokteran. Akann tetapi dokter yang mengantongi izin praktik dan memiliki ijazah atau sertifikat pengakuan dari instansi yang berkompeten, adalah lebih bisa dipercaya untuk menjalankan praktek diagnosis serta pengobatan.
Seorang yang berpikiran waras dan normal tentu akan memilih kendaraan yang dilengkapi STNK dan BPKB asli daripada kendaraan bodong atau kendaraan yang tidak dilengkapi dokumen asli saat dibeli. Jadi pada dasarnya manusia memiliki naluri untuk menggunakan atau memilih sesuatu yang terbaik dalam hal apapun dalam kehidupannya.
Jika untuk kepentingan dunia yang bersifat sementara saja manusia begitu selektif, hati-hati dan waspada, maka bukankah dalam memahami dien hal serupa harus lebih ditekankan? Terlebih hal tersebut menyangkut kehidupan di akhirat kelak, yang kekal dan abadi. Karenanya seseorang harus lebih jeli dan waspada dalam memilih manhaj (metodologi-ed) yang meliputi segala aspek kehidupannya mulai dari ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, hankam dan lain-lain.
Al Qur`an adalah kebenaran mutlak. Tetapi salah menafsirkannya akan menimbulkan faham yang salah. Pemahaman yang salah akan menimbulkan keyakinan yang salah. Keyakinan yang salah akan melahirkan amal perbuatan yang salah. Inilah yang disebut sesat.
Untuk itulah Al Qur`an tidak boleh ditafsirkan oleh sembarang orang. Hanya mereka yang memiliki kompetensi dan kapabilitas tertentu sajalah yang berhak menafsirkan Al Qur`an dan Sunnah. Mereka yang mengerti kapan, dimana, atas sebab apa dan kepada siapa ayat Al Qur`an diturunkan, tentu lebih berhak menafsirkan dan menjelaskan Al Qur`an kepada manusia. Rasulullah adalah manusia yang paling mengerti, paling berhak, paling berkompeten dan paling kapabel dalam menafsirkan dan menjelaskan Al Qur`an pada manusia. Sunnah Rasulullah adalah tafsir hidup dari Al Qur`an secara langsung. Dan itulah kebenaran.
Cara pemahaman agama seperti terurai diatas itulah menurut Imam Samudera yang disebut dengan manhaj Salafus-shalih, yakni suatu manhaj yang paling sahih dan selamat dalam ber Islam. Dan, dengan manhaj seperti inilah Imam Samudera menyandarkan seluruh alasan dan argumen atas berbagai aksinya termasuk modus Jihadnya yang berbuah ledakan bom pada tanggal 12 Oktober 2002 di Bali.
DIBALIK TEKAD PENGEBOMAN
Bagi Imam Samudera pengeboman yang dilakukannya tak lain merupakan suatu bentuk perlawanannya atas berbagai deraan yang ditimpakan kaum kafir (non muslim) pada kaum muslimin. Berbagai perlakuan yang diperlihatkan kamum kafir pada kaum muslimin di berbagai negeri dan di setiap kurun waktu dimaknai oleh Imam Samudera sebagai tindakan pencideraan yang melukai tubuh muslimin. Dan luka tersebut kini semakin membesar, semakin terasa pedih dan sakitnya dan akan berakhir fatal apabila tak diupayakan suatu langkah penyembuhan atau setidaknya mengurangi tikaman rasa sakitnya.
Demikianlah sinopsis dari buku “AKU MELAWAN TERORIS” karya Imam Samudera. Seorang pemuda yang sempat menggentarkan dunia, yang menurut pengacaranya merupakan sosok pemuda yang tegar, tegas, amat memegang prinsip aqidah, dimana tercermin dalam tindakan dan sikapnya: ia tidak memiliki rasa takut dan sedih, suaranya lantang , gemar menyerukan asma Allah dan takbir. Selamat membahas dan membedahnya, semoga beroleh manfaat.
Jember, 21 Maret 2009
Dima Akhyar
2 komentar:
Yang menilai kebenaran langkah Imam Samudra dkk hanyalah Allah SWT, kita ambil semagat juangnya saja.
Ayo terus bersemangat berdakwah...
ada kontes SEO disini, klik aja:
http://www.abdulkamil.com/2009/06/stop-dreaming-start-action.html
http://www.abdulkamil.com/2009/06/rusli-zainal-sang-visioner.html
http://www.abdulkamil.com/2009/05/belajar-seo-para-pemula.html
http://www.abdulkamil.com/2009/05/wisata-seo-sadau.html
http://www.abdulkamil.com/2009/05/kontes-seo-aristia-wida-rukmi.html
http://www.abdulkamil.com/2009/06/tukang-nggame.html
http://www.abdulkamil.com/2009/06/modem-cdma-alnect-komputer.html
http://www.abdulkamil.com/2009/06/kontes-seo-dbs-pulsacom-agen-pulsa.html
Posting Komentar